ANALISIS TENDANGAN LURUS PENCAK SILAT
( BIOMEKANIKA )
( BIOMEKANIKA )
Analisis biomekanika pencak silat.
Sebelum membahas tentang aplikasi Biomekanika secara luas dalam dunia olahraga, ada baiknya dipahami terlebih dahulu pengertian tentang Biomekanik itu sendiri. Biomekanika (Biomechanics) merupakan salah satu ilmu pokok ilmu keolahragaan, apabila dilihat dari asal katanya terdiri dari dua suku kata yaitu Bio dan Mechanics jadi secara bahasa dapat diartikan mekanika mahluk hidup dalam hal ini manusia.Jadi secara istilah biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda-benda hidup/mati, serta gaya-gaya yang bekerja dan efek yang dihasilkannya melalui pendekatan ilmu mekanika. Sedangkan mekanika sendiri adalah bagian dari pembahasan dalam ilmu fisika yang mempelajari bagaimana tenaga dapat menghasilkan satu gerak tertentu.
Sebelum membahas tentang aplikasi Biomekanika secara luas dalam dunia olahraga, ada baiknya dipahami terlebih dahulu pengertian tentang Biomekanik itu sendiri. Biomekanika (Biomechanics) merupakan salah satu ilmu pokok ilmu keolahragaan, apabila dilihat dari asal katanya terdiri dari dua suku kata yaitu Bio dan Mechanics jadi secara bahasa dapat diartikan mekanika mahluk hidup dalam hal ini manusia.Jadi secara istilah biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda-benda hidup/mati, serta gaya-gaya yang bekerja dan efek yang dihasilkannya melalui pendekatan ilmu mekanika. Sedangkan mekanika sendiri adalah bagian dari pembahasan dalam ilmu fisika yang mempelajari bagaimana tenaga dapat menghasilkan satu gerak tertentu.
Pencak silat sendiri merupakan salah satu hasil budaya masyarakat rumpun melayu, yang timbul dan berkembang pesat dari zaman ke zaman. Menurut Suko Winandi seorang pakar pencak silat dari perguruan PerPI Harimurti di Yogyakarta yang dikutip oleh Siswantoyo (1999: 87) istilah pencak berasal dari bahasa jawa dan terdiri dari kata “pen” yang berarti tepat dan kata “cak” yang berarti penerapan. Dengan demikian pencak berarti kemahiran bela diri secara tepat, baik cara maupun penggunaan pencak. Sedangkan silat berasal dari kata sila yang berarti perti, watak, ahlak, atau karakteristik, sedang menurut pakar dari perguruan Panglipur di Bandung menyatakan bahwa silat merupakan ringkasan dari “silaturahmi” yang berarti persaudaraan. Menurut MUNAS IPSI (1995) pencak silat dapat diartikan sebagai gerak-bela serang yang teratur menurut system, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak mau melukai perasaan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencak silat merupakan suatu kemahiran bela diri ingkat tinggi dengan berdasarkan persaudaraan yang kuat.
Untuk saat ini olahraga pencak silat telah dipertandingkan dalam berbagai ajang pertandingan, kaegori yang dipertandingkan dalam olahraga pencak silat adalah:
I. Kategori TANDING
II. Kategori TUNGGAL
III. Kategori GANDA
IV. Kategori REGU
Kategori tanding merupakan kategori yang paling banyak menggunakan prinsip-prinsip biomekanika di dalamnya. Kategori tanding adalah kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan ; penggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak. Serangan ataupun belaan yang di gunakan adalah berupa pukulan, tendangan, tangkapan dan jatuhan, sehingga olahraga pencak silat ini merupakan olahraga body contact.
a. Analisis tendangan.
Tendangan yang dinilai dalam pertandingan pencak silat adalah tendangan yang mengenai sasaran togok (tubuh) adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan. Tendangan yang diperbolehkan dalam kategori tanding ada beberapa macam, diantaranya:
1. Tendanagan lurus / tendangan “A” / tendangan depan.
Pelaksanaan tendangan ini adalah dengan cara mengangkat lutut terlebih dahulu ke arah depan kemudian meluruskan bagian tungkai kaki. Tendangan jenis ini sangat cocok digunakan untuk pertarungan jarak jauh, dan bagi pesilat yang memiliki tungkai yang panjang sangat evektif digunakan karena jangkauannya pasti lebih panjang pula. Kelemahan dari tendangan ini adalah jika gerak balikan tidak cepat maka sangat mudah tendangan tersebut untuk ditangkap.
2. Tendangan sabit / busur.
Seperti namanya tendangan busur adalah tendangan berbentuk busur dengan menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip tendangan depan namun lintasanya berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan pada punggung kaki.
Analisis:
Dalam ilmu biomekanika tendangan ini berhubungan dengan Kecepatan Linier dan Kecepatan Rotasi. Perhatikan gambar dibawah ini. Kertas yang digambar yang satu jari-jarinya ada kotak putih (1) dan kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu berputar.Kalau kotak putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti kecepatan rotasi (ω) nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama besar? Jari-jari dari kotak (2) lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2) lebih besar daripada (1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari (2) lebih besar (1).
Jadi hubungan antara V dan ω adalah : V = ω x r atau .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa : ω = V/r
Pada suatu gerak rotasi, titik materi yang mengikuti gerak tersebut, kecepatan liniernya berbanding lurus dengan jari-jarinya,
- Kalau r makin besar, V nya makin besar juga, dan
- Kalau r makin kecil, V nya makin kecil juga.
Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau perkenaan tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha.
Tendangan menggunakan punggung atau ujung kaki.
3. Tendangan belakang / “B”
Tendangan belakang merupakan tendangan ke arah belakang atau dengan membelakangi musuh, tendangan ini jarang digunakan karena pelaksanaanya cukup sulit yaitu membelakangi lawan atau dengan tak melihat lawan sehingga perkenaanya tak isa maksimal.
4. Tendangan samping / “T”
Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama gerakan tendangan ke arah Samping. Dalam bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam variasi tendangan samping ini. Semua varian diatas, khususnya untuk permainan atas, awalan boleh berbeda tetapi bentuk akhirnya sama yaitu seperti huruf T.
Pada dasarnya tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki. Tendangan Samping mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan antara lain :
1. Jangkauan lebih panjang
2. Jarak kepala dengan lawan lebih jauh, maka lebih aman
3. Eksplorasi tenaga bisa maksimum
Untuk kelemahannya antara lain :
1. Sulit digunakan untuk pertarungan jarak pendek.
2. Lebih mudah dijatuhkan baik dengan permainan bawah maupun dengan tangkapan. Semakin rebah sikap badan semakin mudah dijatuhkan dengan tangkapan.
3. Kurang menghadap lawan sehingga bisa kehilangan pandangan.
5. Sapuan rebah depan.
Sapuan Rebah Depan, yakni serangan menyapu kaki dengan sasaran betis bawah. Tujuanya adalah menjatuhkan lawan dengan memperkecil bidang tumpu lawan.
6. Sapuan rebah belakang.
7. Sapuan tegak.
Sapuan Tegak, yakni serangan menyapu kaki dengan kenaannya telapak kaki ke arah bawah
mata kaki, lintasannya dari luar ke dalam bertujuan menjatuhkan lawan.
b. Analisis pukulan
Pukulan dalam pencak silat ada beberapa macam, namun yang banyak dipakai dalam pencak silat kategori tanding adalah pukulan depan atau “jep” dan pukulan sangkol/ bandol atau “swing”. Kekuatan pukulan terpusat pada dua buku jari yang besar (jari telunjuk dan jari tengah) yang yang terletak di punggung tangan. Yang penting, pada waktu mengirimkan pukulan tangan dan kepalan harus dalam keadaan lentur dan rileks, baru setelah mengenai sasaran kepalan tangan diperkeras dan tenaga disalurkan dengan sepenuhnya. Pukulan tidak boleh dilakukan dengan mengambil awalan, kerana akan mudah diantisipasi oleh lawan.
1. Pukulan depan atau “jep”
Cara mengepal yang benar, lipatlah buku-buku jari tangan anda kemudian kancinglah dengan ibu jari anda. Pergelangan tangan harus lurus, tidak boleh bengkok.
2. Pukulan swing.
yakni pukulan yang lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan terbalik atau menghadap ke atas, sasaran adalah ulu hati atau tubuh bagian depan. Pukulan ini cocok untuk pertarungan jarak dekat.
c. Jatuhan
Jatuhan adalah usaha pesilat untuk menjatuhkan lawan. Ada 2 cara yaitu:
1. Jatuhan langsung yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara: sapuan rebah, sapuan berdiri, sirkel bawah dan guntingan.
Penggunaan prinsip keseimbangan dalam olahraga pencak silat khususnya pada teknik jatuhan sangat penting, karena jatuhan langsung dilakukan dengan cara menghilangkan tumpuan lawan sesuai dengan prinsip keseimbangan yang berbunyi keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbangannya akan semakin labil.
2. Jatuhan tak langsung yaitu jatuhan dari proses tangkapan yang dilanjutkan dengan ungkitan, kaitan, dorongan, tarikan, dan sapuan atas.
Tangkapan merupakan suatu usaha pembelaan dengan cara menangkap lengan atau tungkai lawan untuk melakukan serangan jatuhan. Prinsip tangkapan juga menggunakan ilmu biomekanika tendangan atau pukulan yang bergerak sangat cepat harus ditangkap tanpa melukai atau menciderai tangan ini sama saja dengan gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini adalah seperti gerakan yang memanipulasi objek (kaki, tangan), gaya yang berupa impact ini besarnya ada yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk ditahan. Oleh karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi dengan jalan meredam, menghisap atau memecahkannya dengan cara telapak tangan lemas saat akan menangkap untuk mengurangi benturan serta mengikuti arah gerak kaki sehingga pada proses bantingan akan lebih ringan karena memanfaatkan tenaga lawan. Selain itu proses bantingan dalam pencak silat sebagian besar menggunakan prinsip keseimbangan yaitu:
1. Keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbanganya makin rendah atau stabil. Dalam pencak silat prinsip keseimbangan ini diterapkan pada proses jatuhan dengan tangkapan, bidang tumpu lawan diperkecil dengan menangkap kaki lawan.
2. Keseimbangan tergantung berat benda, artinya makin berat suatu benda maka akan semakin stabil atau susah dijatuhkan. Maka untuk melakukan proses jatuhan pesilat harus memiliki kekuatan otot tangan yang besar.
3. Stabilitas tergantung dari jarak titik berat benda terhadap bidang tumpu. Artinya semakin jauh semakin labil. Titik berat benda pada manusia adalah bagian pusar, dan titik tumpu adalah bagian kaki maka untuk memudahkan proses bantingan diharapkan tubuh lawan diangkat jauh dari lantai sebagai bidang tumpu.
4. Stabilitas terjamin atau mantap jika proyeksi titik berat badan jatuh pada tengah-tengan bidang tumpu. Maka dalam proses bantingan usahakan proyeksi titik berat badan lawan sejauh mungkin dengan titik bidang tumpu agar mudah dijatuhkan. Ini dapat dilakukan dengan cara menangkap kaki lawan kemudian menariknya menjauhi bidang tumpu.
• Pasang.
Pasangan merupakan kuda-kuda yang dilakukan pesilat sebelum atau pada saat bersiap melakukan serangan atau bertahan. Pasang yang bagus adalah seperti pada prinsip biomekanik : Kalau hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil, jadi titik berat harus dipindahkan ke depan sehingga hampir dekat dengan titik tumpu. Dianggap bahwa dalam keadaan diam itu pada saat melakukan pukulan dan tendangan atau kemudian langsung menghindar ke posisi yang lain.
sikap atau posisi pasang untuk dapat bergerak dengan cepat ke suatu arah adalah sebagai berikut :
# Kedua kaki jaraknya selebar bahu.
# berdiri pada kedua tumit atau jinjit.
# badan pada pasisi labil.
# tangan rileks.
C. PENUTUP
Ilmu biomekanika sangat penting dalam setiap olahraga, tak terkecuali dalam olahraga pencak silat. Dapat disimpulkan beberapa manfaat mempelajari biomekanika olahraga secara umum, manfaat yang didapat dalam mempelajari Biomekanika Olahraga adalah untuk memperbaiki teknik dengan melakukan analisis yang dilakukan dan mencegah cidera olahraga. Jadi dua manfaat utama mempelajari biomekanika adalah memperbaiki penampilan dan mencegah cidera.
Selain itu ada beberapa manfaat lain selain dua manfaat utama yang disebutkan diatas, yaitu :
1. Membantu dalam proses mempelajari atau mengajarkan satu teknik tertentu.
2. Dapat menciptakan teknik baru dalam upaya memaksimalkan prestasi yang sudah didapat.
3. Memahami desain alat-alat atau perlengkapan olahraga yang dipakai dan disesuaikan dengan kebutuhan dari cabang olahraga yng dimaksud.
4. Dapat dipakai dalam pemanduan bakat untuk mencari bibit yang potensial untuk dikembangkan prestasinya secara optimal.
Dengan manfaat yang sudah disampaikan diatas, pencapaian prestasi yang optimal dapat diwujudkan, dengan menggabungkan dengan disiplin ilmu yang lainnya dalam cakupan ilmu olahraga. Biomekanika digunakan juga oleh berbagai disiplin ilmu yang berbeda termasuk ilmu faal, biologi, medicine, dan mekanika. Biomekanika yaitu termasuk dalam ilmu fisika atau ilmu alam, sedangkan bentuk-bentuk parameter yang diukur adalah : (1) Gaya (Force); (2) Jarak (Distance); (3) Kecepatan (Velocity). Analisis biomekanika dapat mengukur karakteristik dari suatu keterampilan atau merupakan dasar dari pelaksanaan suatu keterampilan.
Kegunaan Biomekanika bagi Pelatih :
1. Pengetahuan biomekanika membantu para pelatih dan guru penjas menganalisa suatu keterampilan.
2. Biomekanika membantu dalam menilai teknik-teknik baru dan latihan baru.
3. Biomekanika membantu memperkecil atau mencegah cidera yang diakibatkan oleh gerakan.
4. Biomekanika membantu menciptakan teknik-teknik baru dalam menampilan suatu keterampilan yang menghasilkan efektivitas yang lebih tinggi.
D. DAFTAR PUSTAKA.
Agung Nugroho. (2004). Comparasi, Implementasi, Manajamen Pencak Silat. Yogyakarta: FIK UNY.
Amat Komari. (2000). Citius, Altius, Fortius. Hand Out Biomekanika Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
Awan Hariono. (2005). Pedoman Sistem Energi Dalam Pencak Silat Kategori Tanding. Majalah Ilmiah Olahraga. Volume 11. Yogyakarta : FIK UNY.
http://www.KONI.com/ Analisis Bio-mekanika Softball by jajat Darajat KN
Untuk saat ini olahraga pencak silat telah dipertandingkan dalam berbagai ajang pertandingan, kaegori yang dipertandingkan dalam olahraga pencak silat adalah:
I. Kategori TANDING
II. Kategori TUNGGAL
III. Kategori GANDA
IV. Kategori REGU
Kategori tanding merupakan kategori yang paling banyak menggunakan prinsip-prinsip biomekanika di dalamnya. Kategori tanding adalah kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan ; penggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak. Serangan ataupun belaan yang di gunakan adalah berupa pukulan, tendangan, tangkapan dan jatuhan, sehingga olahraga pencak silat ini merupakan olahraga body contact.
a. Analisis tendangan.
Tendangan yang dinilai dalam pertandingan pencak silat adalah tendangan yang mengenai sasaran togok (tubuh) adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan. Tendangan yang diperbolehkan dalam kategori tanding ada beberapa macam, diantaranya:
1. Tendanagan lurus / tendangan “A” / tendangan depan.
Pelaksanaan tendangan ini adalah dengan cara mengangkat lutut terlebih dahulu ke arah depan kemudian meluruskan bagian tungkai kaki. Tendangan jenis ini sangat cocok digunakan untuk pertarungan jarak jauh, dan bagi pesilat yang memiliki tungkai yang panjang sangat evektif digunakan karena jangkauannya pasti lebih panjang pula. Kelemahan dari tendangan ini adalah jika gerak balikan tidak cepat maka sangat mudah tendangan tersebut untuk ditangkap.
2. Tendangan sabit / busur.
Seperti namanya tendangan busur adalah tendangan berbentuk busur dengan menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip tendangan depan namun lintasanya berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan pada punggung kaki.
Analisis:
Dalam ilmu biomekanika tendangan ini berhubungan dengan Kecepatan Linier dan Kecepatan Rotasi. Perhatikan gambar dibawah ini. Kertas yang digambar yang satu jari-jarinya ada kotak putih (1) dan kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu berputar.Kalau kotak putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti kecepatan rotasi (ω) nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama besar? Jari-jari dari kotak (2) lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2) lebih besar daripada (1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari (2) lebih besar (1).
Jadi hubungan antara V dan ω adalah : V = ω x r atau .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa : ω = V/r
Pada suatu gerak rotasi, titik materi yang mengikuti gerak tersebut, kecepatan liniernya berbanding lurus dengan jari-jarinya,
- Kalau r makin besar, V nya makin besar juga, dan
- Kalau r makin kecil, V nya makin kecil juga.
Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau perkenaan tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha.
Tendangan menggunakan punggung atau ujung kaki.
3. Tendangan belakang / “B”
Tendangan belakang merupakan tendangan ke arah belakang atau dengan membelakangi musuh, tendangan ini jarang digunakan karena pelaksanaanya cukup sulit yaitu membelakangi lawan atau dengan tak melihat lawan sehingga perkenaanya tak isa maksimal.
4. Tendangan samping / “T”
Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama gerakan tendangan ke arah Samping. Dalam bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam variasi tendangan samping ini. Semua varian diatas, khususnya untuk permainan atas, awalan boleh berbeda tetapi bentuk akhirnya sama yaitu seperti huruf T.
Pada dasarnya tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki. Tendangan Samping mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan antara lain :
1. Jangkauan lebih panjang
2. Jarak kepala dengan lawan lebih jauh, maka lebih aman
3. Eksplorasi tenaga bisa maksimum
Untuk kelemahannya antara lain :
1. Sulit digunakan untuk pertarungan jarak pendek.
2. Lebih mudah dijatuhkan baik dengan permainan bawah maupun dengan tangkapan. Semakin rebah sikap badan semakin mudah dijatuhkan dengan tangkapan.
3. Kurang menghadap lawan sehingga bisa kehilangan pandangan.
5. Sapuan rebah depan.
Sapuan Rebah Depan, yakni serangan menyapu kaki dengan sasaran betis bawah. Tujuanya adalah menjatuhkan lawan dengan memperkecil bidang tumpu lawan.
6. Sapuan rebah belakang.
7. Sapuan tegak.
Sapuan Tegak, yakni serangan menyapu kaki dengan kenaannya telapak kaki ke arah bawah
mata kaki, lintasannya dari luar ke dalam bertujuan menjatuhkan lawan.
b. Analisis pukulan
Pukulan dalam pencak silat ada beberapa macam, namun yang banyak dipakai dalam pencak silat kategori tanding adalah pukulan depan atau “jep” dan pukulan sangkol/ bandol atau “swing”. Kekuatan pukulan terpusat pada dua buku jari yang besar (jari telunjuk dan jari tengah) yang yang terletak di punggung tangan. Yang penting, pada waktu mengirimkan pukulan tangan dan kepalan harus dalam keadaan lentur dan rileks, baru setelah mengenai sasaran kepalan tangan diperkeras dan tenaga disalurkan dengan sepenuhnya. Pukulan tidak boleh dilakukan dengan mengambil awalan, kerana akan mudah diantisipasi oleh lawan.
1. Pukulan depan atau “jep”
Cara mengepal yang benar, lipatlah buku-buku jari tangan anda kemudian kancinglah dengan ibu jari anda. Pergelangan tangan harus lurus, tidak boleh bengkok.
2. Pukulan swing.
yakni pukulan yang lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan terbalik atau menghadap ke atas, sasaran adalah ulu hati atau tubuh bagian depan. Pukulan ini cocok untuk pertarungan jarak dekat.
c. Jatuhan
Jatuhan adalah usaha pesilat untuk menjatuhkan lawan. Ada 2 cara yaitu:
1. Jatuhan langsung yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara: sapuan rebah, sapuan berdiri, sirkel bawah dan guntingan.
Penggunaan prinsip keseimbangan dalam olahraga pencak silat khususnya pada teknik jatuhan sangat penting, karena jatuhan langsung dilakukan dengan cara menghilangkan tumpuan lawan sesuai dengan prinsip keseimbangan yang berbunyi keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbangannya akan semakin labil.
2. Jatuhan tak langsung yaitu jatuhan dari proses tangkapan yang dilanjutkan dengan ungkitan, kaitan, dorongan, tarikan, dan sapuan atas.
Tangkapan merupakan suatu usaha pembelaan dengan cara menangkap lengan atau tungkai lawan untuk melakukan serangan jatuhan. Prinsip tangkapan juga menggunakan ilmu biomekanika tendangan atau pukulan yang bergerak sangat cepat harus ditangkap tanpa melukai atau menciderai tangan ini sama saja dengan gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini adalah seperti gerakan yang memanipulasi objek (kaki, tangan), gaya yang berupa impact ini besarnya ada yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk ditahan. Oleh karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi dengan jalan meredam, menghisap atau memecahkannya dengan cara telapak tangan lemas saat akan menangkap untuk mengurangi benturan serta mengikuti arah gerak kaki sehingga pada proses bantingan akan lebih ringan karena memanfaatkan tenaga lawan. Selain itu proses bantingan dalam pencak silat sebagian besar menggunakan prinsip keseimbangan yaitu:
1. Keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbanganya makin rendah atau stabil. Dalam pencak silat prinsip keseimbangan ini diterapkan pada proses jatuhan dengan tangkapan, bidang tumpu lawan diperkecil dengan menangkap kaki lawan.
2. Keseimbangan tergantung berat benda, artinya makin berat suatu benda maka akan semakin stabil atau susah dijatuhkan. Maka untuk melakukan proses jatuhan pesilat harus memiliki kekuatan otot tangan yang besar.
3. Stabilitas tergantung dari jarak titik berat benda terhadap bidang tumpu. Artinya semakin jauh semakin labil. Titik berat benda pada manusia adalah bagian pusar, dan titik tumpu adalah bagian kaki maka untuk memudahkan proses bantingan diharapkan tubuh lawan diangkat jauh dari lantai sebagai bidang tumpu.
4. Stabilitas terjamin atau mantap jika proyeksi titik berat badan jatuh pada tengah-tengan bidang tumpu. Maka dalam proses bantingan usahakan proyeksi titik berat badan lawan sejauh mungkin dengan titik bidang tumpu agar mudah dijatuhkan. Ini dapat dilakukan dengan cara menangkap kaki lawan kemudian menariknya menjauhi bidang tumpu.
• Pasang.
Pasangan merupakan kuda-kuda yang dilakukan pesilat sebelum atau pada saat bersiap melakukan serangan atau bertahan. Pasang yang bagus adalah seperti pada prinsip biomekanik : Kalau hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil, jadi titik berat harus dipindahkan ke depan sehingga hampir dekat dengan titik tumpu. Dianggap bahwa dalam keadaan diam itu pada saat melakukan pukulan dan tendangan atau kemudian langsung menghindar ke posisi yang lain.
sikap atau posisi pasang untuk dapat bergerak dengan cepat ke suatu arah adalah sebagai berikut :
# Kedua kaki jaraknya selebar bahu.
# berdiri pada kedua tumit atau jinjit.
# badan pada pasisi labil.
# tangan rileks.
C. PENUTUP
Ilmu biomekanika sangat penting dalam setiap olahraga, tak terkecuali dalam olahraga pencak silat. Dapat disimpulkan beberapa manfaat mempelajari biomekanika olahraga secara umum, manfaat yang didapat dalam mempelajari Biomekanika Olahraga adalah untuk memperbaiki teknik dengan melakukan analisis yang dilakukan dan mencegah cidera olahraga. Jadi dua manfaat utama mempelajari biomekanika adalah memperbaiki penampilan dan mencegah cidera.
Selain itu ada beberapa manfaat lain selain dua manfaat utama yang disebutkan diatas, yaitu :
1. Membantu dalam proses mempelajari atau mengajarkan satu teknik tertentu.
2. Dapat menciptakan teknik baru dalam upaya memaksimalkan prestasi yang sudah didapat.
3. Memahami desain alat-alat atau perlengkapan olahraga yang dipakai dan disesuaikan dengan kebutuhan dari cabang olahraga yng dimaksud.
4. Dapat dipakai dalam pemanduan bakat untuk mencari bibit yang potensial untuk dikembangkan prestasinya secara optimal.
Dengan manfaat yang sudah disampaikan diatas, pencapaian prestasi yang optimal dapat diwujudkan, dengan menggabungkan dengan disiplin ilmu yang lainnya dalam cakupan ilmu olahraga. Biomekanika digunakan juga oleh berbagai disiplin ilmu yang berbeda termasuk ilmu faal, biologi, medicine, dan mekanika. Biomekanika yaitu termasuk dalam ilmu fisika atau ilmu alam, sedangkan bentuk-bentuk parameter yang diukur adalah : (1) Gaya (Force); (2) Jarak (Distance); (3) Kecepatan (Velocity). Analisis biomekanika dapat mengukur karakteristik dari suatu keterampilan atau merupakan dasar dari pelaksanaan suatu keterampilan.
Kegunaan Biomekanika bagi Pelatih :
1. Pengetahuan biomekanika membantu para pelatih dan guru penjas menganalisa suatu keterampilan.
2. Biomekanika membantu dalam menilai teknik-teknik baru dan latihan baru.
3. Biomekanika membantu memperkecil atau mencegah cidera yang diakibatkan oleh gerakan.
4. Biomekanika membantu menciptakan teknik-teknik baru dalam menampilan suatu keterampilan yang menghasilkan efektivitas yang lebih tinggi.
D. DAFTAR PUSTAKA.
Agung Nugroho. (2004). Comparasi, Implementasi, Manajamen Pencak Silat. Yogyakarta: FIK UNY.
Amat Komari. (2000). Citius, Altius, Fortius. Hand Out Biomekanika Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
Awan Hariono. (2005). Pedoman Sistem Energi Dalam Pencak Silat Kategori Tanding. Majalah Ilmiah Olahraga. Volume 11. Yogyakarta : FIK UNY.
http://www.KONI.com/ Analisis Bio-mekanika Softball by jajat Darajat KN