Rabu, 06 April 2011

SENAM OTAK

,
Senam Otak, Cara Lain Mengatasi Anak Sulit Belajar

Ternyata, agar berfungsi dengan optimal, otak bisa "diajak bersenam".
Apalagi, bila si kecil termasuk anak yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Tentu saja, gerakan yang dilakukan tidak boleh
sembarangan.Senam otak (brain gym) adalah rangkaian latihan gerakan
sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar. Rangkaian
gerakan yang dilakukan bisa memperbaiki konsentrasi belajar si kecil,
meningkatkan rasa percaya diri, menguatkan motivasi belajar, serta
membuatnya lebih mampu mengendalikan stres. Itulah sebabnya, latian
ini cocok untuk si kecil, terutama untuk menunjang belajarnya di
sekolah.Cuma itu ? Tentu saja tidak. Senam otak juga sangat praktis,
karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Porsi latihan yang tepat adalah

sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3
kali dalam sehari.
Latihan-latihan senam otak ini adalah inti dari
Educational Kinesiology. Sebenarnya, education berasal dari kata
latin, yakni educare; yang berarti menarik keluar. Sementara itu,
kinesiology berasal dari bahasa Yunani, yakni kinesis, artinya
gerakan. Jadi kinesiology adalah ilmu tentang gerakan tubuh manusia.

Educational Kinesiology, untuk selanjutnya disingkat Edu-Kinestetik,
merupakan metode yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison, seorang
pendidik di Amerika, Direktur Valley Remedial Group Learning Center.
Metode yang diciptakannya ini bertujuan untuk menolong para pelajar
agar memanfaatkan seluruh potensi belajar alamiah (yang terpendam)
melalui gerakan tubuh dan sentuhan. Apalagi, ditemukan bahwa beberapa
anak berusaha terlalu keras, sehingga mekanisme integrasi otaknya
justru dilemahkan. Akibatnya, anak malah mengalami hambatan dan
kesulitan dalam belajar. Padahal, sebenarnya integrasi otak
diperlukan agar kegiatan belajarnya utuh.

Senam ini sebaiknya dilakukan ketika si kecil berusia 6 tahun. Sebab,
pada usia ini biasanya ia sudah dapat memberi respons terhadap apa
yang diinginkan oleh orang lain. Kalau pun tidak mampu merespons, ia
tetap dapat melakukan senam secara pasif. Artinya, dalam posisi
berbaring, si kecil tetap dapat dituntun untuk melakukan berbagai
gerakan.

Menelusuri Sistem kerja Otak

Otak memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Karena, organ yang beratnya 1400 gram dan memiliki volume
sekitar 230 cm3 ini merupakan pusat pengendali berbagai aktivitas
fisik maupun mental. Boleh dibilang, sistem kerja organ yang satu ini
memang begitu kompleks.

Otak itu sendiri merupakan kumpulan jaringan syaraf yang terlindungi
di dalam tengkorak. Jaringan syaraf yang tersusun dari bermilyar-
milyar neuron (sel syaraf) ini terbagi menjadi dua, yakni otak besar
(serebrum) yang terdiri dari belahan otak kanan dan kiri dan otak
kecil (serebelum).

Otak juga memiliki sistem komunikasi yang dapat bereaksi cepat dalam
mengorganisasikan dan merencanakan respons terhadap informasi atau
rangsangan yang masuk. Ketika informasi masuk, neuron (kesatuan
syaraf) akan "menelepon" neuron lainnya, "temannya". Mula-mula pesan
akan diterima oleh dendrit (serabut pada neuron). Lalu, impuls pesan
tersebut disalurkan melalui "kabel telepon", yakni sepanjang akson
(bagian dari neuron yang menyerupai batang). Selanjutnya, akson akan
meneruskan impuls ke sinaps, yakni serabut yang merupakan tempat
pertemuan antar-neuron yang hendak menyampaikan impuls pada neuron
lain. Dari sinaps, pesan berpindah ke dendrit yang terdapat pada
neuron lain. Proses penyampaian pesan seperti ini akan membentuk
respons, ingatan atau pikiran seseorang.

Masalahnya, seringkali informasi yang diterima otak tidak dapat
diekspresikan kembali secara utuh. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan
apa yang telah dipelajari akan menimbulkan perasaan gagal dan stres,
sehingga semangat belajar si kecil pun berkurang. Bila ia kurang
belajar, tentu prestasinya akan kian merosot dan perasaan gagal akan
terus mendera. Karena itulah, otak si kecil perlu juga diajak
bersenam.

Senam otak bertujuan untuk mengaktifkan potensi belahan otak
(hemisfer) kanan dan kiri, sehingga pada akhirnya terjadi integrasi
atau kerja sama antar keduanya. Secara garis besar, hemisfer kiri
digunakan untuk berpikir logis dan rasional, menganalisa, bicara,
serta berorientasi pada waktu dan hal-hal yang terinci. Sementara
hemisfer kanan digunakan untuk hal-hal yang intuitif, merasakan,
bermusik, menari, kreatif, dan sebagainya. Selain itu hemisfer kiri
akan mengatur badan, mata dan telinga kanan, serta hemisfer kanan
akan mengontrol badan, mata dan telinga kiri. Nah, kedua hemisfer
ini "disambung" dengan corpus callosum, yakni simpul saraf kompleks
dimana terjadi transmisi informasi antar-belahan otak. Bila sirkuit-
sirkuit informasi dari kedua belahan otak cepat menyilang, maka
kemampuan belajar anak bisa "dibangkitkan". Untuk membaca dengan
lancar, menulis dengan benar, mendengarkan dan berpikir pada saat
yang sama, kita memang harus mampu "menyeberang garis tengah" yang
menghubungkan otak bagian kiri dan kanan. Itu sebabnya, anak yang
disleksia (kesulitan membaca), disgrafia (kesulitan menulis), tidak
percaya diri, cenderung menarik diri dari pergaulan, atau hiperaktif
(terlalu aktif), dapat juga "diaktifkan" melalui senam otak ini.

PACE, kesiapan untuk belajar

Sebelum si kecil mulai belajar apapun, ia harus menjalani PACE. PACE
adalah empat keadaan yang diperlukan untuk belajar dengan menggunakan
seluruh otak, dan
PACE itu sendiri merupakan singkatan dari Positif,
Aktif, Clear (jelas) dan
Energitis
Untuk melakukan PACE ini, si kecil
harus memulainya dari Energetis
(minum air), Clear (melakukan pijatan
saklar otak), Aktif (melakukan gerakan
silang), serta Positif
(melakukan Hook Ups).


Minum Air
Minum air putih dalam jumlah cukup banyak, yaitu
0,3 - 0,4 liter / 10 kg Berat Badan (BB) sehari, kalau anak sedang
belajar.
Misalnya saja, dengan BB 50 kg, ia harus minum sekitar 1,5 -
2 liter / hari. Namun, Kalau ia sedang sakit atau banyak berkeringat,
jumlah air putih yang diminumnya harus bertambah lagi, yakni menjadi
0,6 liter / 10 kg BB. Jadi, ia harus minum air sekitar 3 liter.

Air mempunyai banyak fungsi dalam badan untuk menunjang belajar anak.
Di antaranya adalah, darah lebih banyak menerima zat asam yang
diperlukan untuk belajar, melepas protein yang diperlukan untuk
belajar hal baru, melarutkan garam yang mengoptimalkan fungsi energi
listrik tubuh untuk membawa informasi ke otak, serta mengaktifkan
sistem limpa. Limpa berfungsi untuk mengangkut zat-zat gizi, hormon,
dan sebagai saluran pembuangan.

Memijat saklar otak
Pijatan ini memiliki beberapa manfaat
yakni mengkoordinasi kedua belahan otak, meningkatkan kelancaran
aliran darah (zat asam) ke otak, meningkatkan keseimbangan badan,
serta meningkatkan kerja sama antar-kedua mata, sehingga dapat
mengurangi kejulingan.

Pijatan pada titik ini akan meningkatkan peredaran darah ke otak.
Berat otak kira-kira 1/50 dari berat badan, namun untuk berfungsi
optimal diperlukan 1/5 dari peredaran darah. Sementara itu, tangan di
pusat (perut) menyeimbangkan impuls-impuls yang berhubungan dengan
telinga bagian dalam dan berpengaruh pada kemampuan belajar.

Memijit Saklar Otak: Pijat lekukan di bawah tulang selangka, yakni di
kiri dan kana dari bidang dada. Sementara tangan lainnya menggosok
daerah pusat. Sambil melakukan latihan, gerakkan mata ke atas-bawah
dan kiri-kanan

Gerakan Silang
Otak mengapung di dalam cairan otak. Dan,
cairan otak ini memiliki beberapa fungsi, seperti melindungi otak
dari gegar otak, di samping berfungsi secara elektris. Seperti halnya
baterai mobil, otak manusia juga memerlukan sejenis alat elektro
kimiawi, agar arus listriknya dapat mengalir. Jika aliran cairan otak
tersendat-sendat, berarti telah terjadi ketidakseimbangan dalam
aliran informasi di otak. Hal ini juga berkaitan dengan sistem
informasi antar otak dan badan yang dapat terhambat koordinasinya.
Gerakan silang melancarkan peredaran cairan otak, sehingga gangguan
tersebut hilang.

Belahan otak kanan mengontrol belahan tubuh kiri, demikian juga
sebalikanya. Di samping itu, terdapat bagian otak dengan fungsi
tertentu, seperti menyangkut fungsi intelektual, kontrol otak, dan
emosi.

Perkembangan bayi normal mengarah pada koordinasi kiri dan kanan yang
makin serasi. Hal ini merupakan dasar pertumbuhan intelektual dan
mental. Gerakan yang sangat menunjang pertumbuhan itu adalah gerakan
merangkak. Dasar gerakan inilah yang merupakan awal fungsi koordinasi
keseimbangan.

Gerakan silang sangat bermanfaat bagi anak yang sulit belajar atau
yang mengalami kesulitan koordinasi. Gerakan ini memang memiliki
berbagai manfaat, seperti meningkatkan daya ingat dan daya pikir,
membuat pikiran lebih jernih dan meningkatkan koordinasi tubuh, dan
sebagainya.

Gerakan Silang prinsipnya adalah mempertemukan anggota gerak bagian kiri dan kana, misalnya tangan kiri dengan kaki kana. Agar koordinasi gerak ini lebih "terasa", tangan kanan di samping tubuh. Sebenarnya, setiap gerakan silang merupakan sejenis gerak jalan yang lebih disengaja. Lakukan latihan beberapa kali dalam sehari selama 2-3 menit. Mulailah dengan gerakan pelan, agar dapat diperhatikan bagian tubuh yang bergerak dan tidak bergerak

Hook Ups
Latihan ini menghubungkan semua lingkungan fungsi
bio listrik tubuh. Kekacauan aliran energi dapat diatur kembali bila
energi beredar dengan lancar di bagian tubuh yang tadinya tegang.
Manfaatnya adalah si kecil menjadi lebih percaya diri, dan
perhatiannya akan lebih seksama.

Gerakan menyentuh ujung-ujung jari tangan akan menyeimbangkan dan
menghubungkan dua belahan otak. Ditambah dengan menempatkan lidah di
langit-langit mulut, maka perhatian dipusatkan pada otak bagian
tengah. Emosi di dalam sistem limbik (yang bertanggung jawab terhadap
informasi emosional dan otak besar untuk berpikir abstrak)
dihubungkan dengan otak bagian dahi, sehingga orang lebih seimbang
dan lebih mampu menyesuaikan dengan tuntutan belajar

Gerakan ini bisa dilakukan dalam posisi duduk, berbaring atau berdiri. Mata kaki kiri
disilangkan di atas kaki kanan. Tangan dijulurkan ke depan dan
disilangkan dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan dan jempol
ke arah bawah. Lalu, tangan diputar ke bawah dan ditarik sampai di
muka dada, sehingga jempol ke arah atas. Tutup mata dan tarik napas
dalam-dalam dengan lidah ditempelkan di langit-langit mulut sekitar 1
cm di belakang gigi.Buang napas panjang melalui mulut, dan lidah
lepaskan lagi. b. Kedua kaki agak meregang. Ujung-ujung jari kedua
tangan disambung dengan halus di depan dada, lalu lakukan napas dalam
selama 1 menit.

Beda dimensi, beda gerakan
Otak itu sendiri dibagi menjadi 3 dimensi, yakni dimensi lateralis
(otak kiri-kanan), dimensi pemfokusan (otak depan belakang), serta
dimensi pemusatan (otak atas-bawah). Masing-masing dimensi memiliki
tugas tertentu, sehingga gerakan senam yang harus dilakukan si kecil
juga bervariasi.

Dimensi lateralitas

Otak terdiri atas dua bagian, yakni kiri dan kanan, di mana masing-
masing belahan otak mempunyai tugas tertentu. Bila kerja sama antara
otak kiri dan kanan kurang baik, anak sulit membedakan antara kiri
dan kanan, gerakannya kaku, tulisan tangannya jelek atau cenderung
menulis huruf terbalik, sulit membaca dan menulis, mengikuti sesuatu
dengan mata, sulit menggerakkan mata tanpa mengikutinya dengan
kepala, tangan miring ke dalam ketika menulis, cenderung melihat ke
bawah sambil berpikir, keliru dengan huruf (seperti d dan b, p dan
q), serta menyebut kata sambil menulis.

Beberapa gerakan untuk dimensi ini adalah 8 Tidur dan Gajah

8 Tidur Berdiri dengan kaki agak meregang dan kepala menghadap ke
depan. Angkat tangan ke depan dan kepalkan, dengan posisi jempol
dalam keadaan mengacung. Gerakan dimulai dengan menaikkan jempol ke
kiri atas, dan turun ke bawah, lalu kembali ke titik awal. Hal yang
sama dilakukan pada sisi kana. Seiring dengan itu, mata mengikuti
gerakan yang sama. Ulangi gerakan sebanyak 5 kali untuk masing-masing
tangan, dan kedua tangan secara bersamaan. Manfaat : mengaktifkan
kerja sama kedua belahan otak, meningkatkan kemampuan penglihatan,
juga membedakan dan menghafal simbol, serta menghilangkan kekeliruan
dalam membedakan huruf. Gajah:Seperti posisi gerakan 8 tidur, tetapi
kedua lutut sedikit ditekuk. Angkat tangan kiri lurus ke depan dengan
telapak tangan dalam keadaan terbuka, kemudian letakkan telinga di
atas bahu. Bayangkan tangan seolah-olah merupakan belalai gajah yang
bersatu dengan kepala. Lalu, mulailah membentuk angka 8 tidur. Mata
harus mengikuti gerakan tersebut. Lakukan gerakan ini, sekitar 10
kali untuk setiap tangan. Manfaat : mengaktifkan telinga bagian dalam
yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh, mengkoordinasikan otak
untuk mengaktifkan kedua telinga dan mata, mengendurkan otot tengkuk,
meningkatkan daya ingat, dan koordinasi tubuh bagian atas dan bawah.

Dimensi pemfokusan

Pemfokusan adalah kemampuan untuk menyeberang "garis tengah
keterlibatan" yang memisahkan otak bagian belakang dan depan.
Informasi diterima oleh otak bagian belakang yang merekam semua
pengalaman, lalu informasi diproses dan diteruskan ke otak bagian
depan untuk mengekspresikannya sesuai tuntutan atau keinginannya.

Bila si kecil takut, gugup atau mengalami stres saat belajar, secara
refleks energi ditarik ke otak bagian belakang, sehingga otak bagian
depan mengalami kekurangan energi. Akibatnya, jawaban yang tadinya
sudah siap, tiba-tiba "terlupa" atau tidak mampu dijawabn dengan
sempurna. Refleks alamiah ini muncul bila seseorang merasa dirinya
dalam keadaan bahaya atau terancam hidupnya. Tidak ada waktu untuk
berpikir, namun ia harus segera "berjuang dan melarikan diri". Karena
itu, tubuh akan segera menegangkan otot-otot dan memperpendek tendon
atau urat-urat di tubuh bagian belakang dari kepala sampai ke ke
kaki. Hal ini akan berpengaruh pada sikap tubuh dan mengacaukan
keseimbangan di dalam telinga dan orientasi gerak.

Bila tubuh telah terbiasa dengan refleksi pelindung tendon tersebut,
maka sulit untuk menghilangkannya. Gerakan meregangkan otot telah
terbukti efektif dalam mengendorkan urat dan otot sehingga energi
dapat mengalir sampai di otak bagian depan yang menunjang kemampuan
memahami, mengontrol gerakan dan tingkah laku yang logis untuk
melibatkan diri dalam kegiatan sosial.

Ciri khas jika otak bagian depan dan belakang kurang bekerja sama
adalah otot tengkuk dan bahu tegang, kurang bersemangat untuk
belajar, serta reaksi pelan. Lalu hambatam otak bagian belakang
berupa anak terlalu aktif, konsentrasi dan analisis anak dalam
rentang yang terlalu pendek, terlalu terinci, kurang fleksibel,
kadang-kadang agresif, kurang rileks atau istirahat untuk memikirkan
sesuatu lebih luas. Hambatan otak bagian depan berupa anak pasif,
melamun, bila stres bingung, hipoaktif (kurang aktif), serta
kemampuan untuk memperhatikan kurang, namun perasaan dan suasana
(merekam dengan jelas).

Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah Burung Hantu.
Burung Hantu Berdiri dengan kedua kaki meregang. Letakkan telapak
tangan kiri pada bahu kanan, sementara tangan kanan dibiarkan
bebas.Sambil menengok ke kiri dan kanan, telapak tangan kiri "meremas-
remas" bahu. Tarik napas pada saat kepala menghadap lurus ke depan,
lalu buang napas ketika kepala ke samping. Ulangi untuk tangan
lainnya. Lakukan latihan sebanyak 10 kali.Manfaat : mengkoordinasikan
pendengaran, penglihatan dan gerakan tubuh; meningkatkan konsentrasi
dan sebagainya.

Abjad 8:Alfabet yang dibuat berdasarkan 8 tidur ini dapat dilakukan
anak dengan dua tangan (jarinya "dikunci") bersama di udara dan di
papan tulis agar otot-otot besar di tangan, bahudan dada diaktifkan.
Kemudian, 8 tiudr digambarkan lebih kecil di kertas atau buku tulis
dan diikutinya dengan alat tulis. Tulislah 8 tidur beberapa kali,
lalu sambunglah dengan satu huruf pilihan, kemudian diteruskan lagi
dengan beberapa gerakan 8 tidur.Manfaat : mengaktifkan kedua belahan
otak, menunjang koordinasi tangan-mata, dapat membedakan dan
menghafal symbol dan huruf, dan sebagainya.

Dimensi pemusatan

Pemusatan adalah kemampuan untuk menyeberang garis pemisah antara
tubuh bagian bawah dan atas sesuai dengan fungsi-fungsi otak bagian
bawah dan atas, yaitu sistem limbik. Apa yang dipelajari harus dapat
dihubungkan dengan perasaan dan memberi arti. Bila kerja sama antar-
otak besar dan sistem limbik terganggu, si kecil sulit merasakan
emosi atau mengekspresikannya, cenderung bertingkah laku "berjuang
atau melarikan diri" serta dapat mengalami ketakutan yang berlebihan.
Dalam keadaan stres, tegangan listrik berkurang di otak besar,
sehingga fungsinya pun terganggu.

Tubuh manusia adalah satu sistem listrik yang sangat kompleks. Semua
kesan dan masukan melalui mata, telinga dan gerakan diubah ke dalam
sinyal listrik dan diteruskan melalui serabut saraf ke otak.
Sebaliknya, otak mengirim sinyal listrik lainnya untuk memerintah
cara bereaksi pada sistem penglihatan, pendengaran dan otot-otot.
Dengan gerakan untuk meningkatkan energi dan minum air, banyak energi
elektromagnetis menjadi lancar sehingga komunikasi antar-otak dan
badan terjamin.

Ciri khas jika otak bagian atas dan bawah kurang bekerja sama adalah
bila bagian atas yang terhambat. Misalnya saja, anak bicara dan
bertindak pelan, kurang fleksibel, sulit melompat, kurang
berkonsentrasi, kurang terorganisasi, penakut, kurang percaya diri,
ragu-ragu, sulit dalam hubungan sosial dan di sekolah. Bila bagian
bawah yang terhambat menyebabkan cepat hilang keseimbangan,
mengabaikan perasaan atau menilainya negatif, bicara dan bertindak
terlalu cepat, serta ingin mendiskusikan segala hal.

Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah Tombol Bumi, Tombol
Keseimbangan, Tombol Angkasa, Pasang Telinga, Titik Positif, dan lain-lain.


Tombol Bumi Letakkan dua jari tangan kanan di tengah dagu, sementara
telapak tangan kiri di daerah pusat (perut). Jari-jari telapak tangan
kiri menunjuk ke bawah (lantai). Gerakan mata dari bawah (lantai) ke
atas (langit-langit), lalu kembali ke bawah sambil melakukan napas
dalam, yaitu menarik napas dalam-dalam, dan membuangnya secara
perlahan. Lakukan selama 1 menit atau sekitar 4-6 kali napas dalam.
Ulangi gerakan untuk tangan lainnya.Manfaat : melatih mata untuk
melihat benda jauh-dekat, meningkatkan koordinasi tubuh, dan lainnya.

Tombol Keseimbangan:Sentuhlah tombol keseimbangan yang
terletak di belakang telinga kiri di perbatasan rambut (bawah tulang
tengkorak) dengan beberapa jari tangan kiri. Sementara itu, letakkan
telapak tangan di daerah pusat. Posisi kepala tetap lurus ke depan.
Setelah 30 detik, lakukan untuk tangan satunya lagi. Ulangi gerakan
hingga beberapa kali. Manfaat : meningkatkan konsentrasi, membuat si kecil lebih siap menerima pelajaran.

Titik Positif: Sentuhlah dia titik dahi, kira-kira di antara perbatasan rambut dan alis. Lakukan selama 30-60 detik.Manfaat : menenangkan pikiran dan lain-lain.


Source : Majalah Ayahbunda

Read more

Senin, 04 April 2011

PENCAK SILAT 1

,
ANALISIS TENDANGAN LURUS PENCAK SILAT 
( BIOMEKANIKA )

Analisis biomekanika pencak silat.
Sebelum membahas tentang aplikasi Biomekanika secara luas dalam dunia olahraga, ada baiknya dipahami terlebih dahulu pengertian tentang Biomekanik itu sendiri. Biomekanika (Biomechanics) merupakan salah satu ilmu pokok ilmu keolahragaan, apabila dilihat dari asal katanya terdiri dari dua suku kata yaitu Bio dan Mechanics jadi secara bahasa dapat diartikan mekanika mahluk hidup dalam hal ini manusia.Jadi secara istilah biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda-benda hidup/mati, serta gaya-gaya yang bekerja dan efek yang dihasilkannya melalui pendekatan ilmu mekanika. Sedangkan mekanika sendiri adalah bagian dari pembahasan dalam ilmu fisika yang mempelajari bagaimana tenaga dapat menghasilkan satu gerak tertentu.

Pencak silat sendiri merupakan salah satu hasil budaya masyarakat rumpun melayu, yang timbul dan berkembang pesat dari zaman ke zaman. Menurut Suko Winandi seorang pakar pencak silat dari perguruan PerPI Harimurti di Yogyakarta yang dikutip oleh Siswantoyo (1999: 87) istilah pencak berasal dari bahasa jawa dan terdiri dari kata “pen” yang berarti tepat dan kata “cak” yang berarti penerapan. Dengan demikian pencak berarti kemahiran bela diri secara tepat, baik cara maupun penggunaan pencak. Sedangkan silat berasal dari kata sila yang berarti perti, watak, ahlak, atau karakteristik, sedang menurut pakar dari perguruan Panglipur di Bandung menyatakan bahwa silat merupakan ringkasan dari “silaturahmi” yang berarti persaudaraan. Menurut MUNAS IPSI (1995) pencak silat dapat diartikan sebagai gerak-bela serang yang teratur menurut system, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak mau melukai perasaan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencak silat merupakan suatu kemahiran bela diri ingkat tinggi dengan berdasarkan persaudaraan yang kuat.
Untuk saat ini olahraga pencak silat telah dipertandingkan dalam berbagai ajang pertandingan, kaegori yang dipertandingkan dalam olahraga pencak silat adalah:


I.   Kategori TANDING
II.  Kategori TUNGGAL
III. Kategori GANDA
IV. Kategori REGU


Kategori tanding merupakan kategori yang paling banyak menggunakan prinsip-prinsip biomekanika di dalamnya. Kategori tanding adalah kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan ; penggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak. Serangan ataupun belaan yang di gunakan adalah berupa pukulan, tendangan, tangkapan dan jatuhan, sehingga olahraga pencak silat ini merupakan olahraga body contact.


 a. Analisis tendangan.
Tendangan yang dinilai dalam pertandingan pencak silat adalah tendangan yang mengenai sasaran togok (tubuh) adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan. Tendangan yang diperbolehkan dalam kategori tanding ada beberapa macam, diantaranya:
1. Tendanagan lurus / tendangan “A” / tendangan depan.
Pelaksanaan tendangan ini adalah dengan cara mengangkat lutut terlebih dahulu ke arah depan kemudian meluruskan bagian tungkai kaki. Tendangan jenis ini sangat cocok digunakan untuk pertarungan jarak jauh, dan bagi pesilat yang memiliki tungkai yang panjang sangat evektif digunakan karena jangkauannya pasti lebih panjang pula. Kelemahan dari tendangan ini adalah jika gerak balikan tidak cepat maka sangat mudah tendangan tersebut untuk ditangkap.
2. Tendangan sabit / busur.
Seperti namanya tendangan busur adalah tendangan berbentuk busur dengan menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip tendangan depan namun lintasanya berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan pada punggung kaki.
Analisis:
Dalam ilmu biomekanika tendangan ini berhubungan dengan Kecepatan Linier dan Kecepatan Rotasi. Perhatikan gambar dibawah ini. Kertas yang digambar yang satu jari-jarinya ada kotak putih (1) dan kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu berputar.Kalau kotak putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti kecepatan rotasi (ω) nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama besar? Jari-jari dari kotak (2) lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2) lebih besar daripada (1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari (2) lebih besar (1).
Jadi hubungan antara V dan ω adalah : V = ω x r atau .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa : ω = V/r
Pada suatu gerak rotasi, titik materi yang mengikuti gerak tersebut, kecepatan liniernya berbanding lurus dengan jari-jarinya,
- Kalau r makin besar, V nya makin besar juga, dan
- Kalau r makin kecil, V nya makin kecil juga.
Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau perkenaan tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha.

Tendangan menggunakan punggung atau ujung kaki.
3. Tendangan belakang / “B”
Tendangan belakang merupakan tendangan ke arah belakang atau dengan membelakangi musuh, tendangan ini jarang digunakan karena pelaksanaanya cukup sulit yaitu membelakangi lawan atau dengan tak melihat lawan sehingga perkenaanya tak isa maksimal.

4. Tendangan samping / “T”
Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama gerakan tendangan ke arah Samping. Dalam bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam variasi tendangan samping ini. Semua varian diatas, khususnya untuk permainan atas, awalan boleh berbeda tetapi bentuk akhirnya sama yaitu seperti huruf T.
Pada dasarnya tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki. Tendangan Samping mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan antara lain :
1. Jangkauan lebih panjang
2. Jarak kepala dengan lawan lebih jauh, maka lebih aman
3. Eksplorasi tenaga bisa maksimum
Untuk kelemahannya antara lain :
1. Sulit digunakan untuk pertarungan jarak pendek.
2. Lebih mudah dijatuhkan baik dengan permainan bawah maupun dengan tangkapan. Semakin rebah sikap badan semakin mudah dijatuhkan dengan tangkapan.
3. Kurang menghadap lawan sehingga bisa kehilangan pandangan.

5. Sapuan rebah depan.
Sapuan Rebah Depan, yakni serangan menyapu kaki dengan sasaran betis bawah. Tujuanya adalah menjatuhkan lawan dengan memperkecil bidang tumpu lawan.
6. Sapuan rebah belakang.
7. Sapuan tegak.
Sapuan Tegak, yakni serangan menyapu kaki dengan kenaannya telapak kaki ke arah bawah
mata kaki, lintasannya dari luar ke dalam bertujuan menjatuhkan lawan.


b. Analisis pukulan
Pukulan dalam pencak silat ada beberapa macam, namun yang banyak dipakai dalam pencak silat kategori tanding adalah pukulan depan atau “jep” dan pukulan sangkol/ bandol atau “swing”. Kekuatan pukulan terpusat pada dua buku jari yang besar (jari telunjuk dan jari tengah) yang yang terletak di punggung tangan. Yang penting, pada waktu mengirimkan pukulan tangan dan kepalan harus dalam keadaan lentur dan rileks, baru setelah mengenai sasaran kepalan tangan diperkeras dan tenaga disalurkan dengan sepenuhnya. Pukulan tidak boleh dilakukan dengan mengambil awalan, kerana akan mudah diantisipasi oleh lawan.
1. Pukulan depan atau “jep”
Cara mengepal yang benar, lipatlah buku-buku jari tangan anda kemudian kancinglah dengan ibu jari anda. Pergelangan tangan harus lurus, tidak boleh bengkok.
2. Pukulan swing.
yakni pukulan yang lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan terbalik atau menghadap ke atas, sasaran adalah ulu hati atau tubuh bagian depan. Pukulan ini cocok untuk pertarungan jarak dekat. 


c. Jatuhan
Jatuhan adalah usaha pesilat untuk menjatuhkan lawan. Ada 2 cara yaitu:
1. Jatuhan langsung yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara: sapuan rebah, sapuan berdiri, sirkel bawah dan guntingan.
Penggunaan prinsip keseimbangan dalam olahraga pencak silat khususnya pada teknik jatuhan sangat penting, karena jatuhan langsung dilakukan dengan cara menghilangkan tumpuan lawan sesuai dengan prinsip keseimbangan yang berbunyi keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbangannya akan semakin labil.
2. Jatuhan tak langsung yaitu jatuhan dari proses tangkapan yang dilanjutkan dengan ungkitan, kaitan, dorongan, tarikan, dan sapuan atas.
Tangkapan merupakan suatu usaha pembelaan dengan cara menangkap lengan atau tungkai lawan untuk melakukan serangan jatuhan. Prinsip tangkapan juga menggunakan ilmu biomekanika tendangan atau pukulan yang bergerak sangat cepat harus ditangkap tanpa melukai atau menciderai tangan ini sama saja dengan gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini adalah seperti gerakan yang memanipulasi objek (kaki, tangan), gaya yang berupa impact ini besarnya ada yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk ditahan. Oleh karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi dengan jalan meredam, menghisap atau memecahkannya dengan cara telapak tangan lemas saat akan menangkap untuk mengurangi benturan serta mengikuti arah gerak kaki sehingga pada proses bantingan akan lebih ringan karena memanfaatkan tenaga lawan. Selain itu proses bantingan dalam pencak silat sebagian besar menggunakan prinsip keseimbangan yaitu:


1. Keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbanganya makin rendah atau stabil. Dalam pencak silat prinsip keseimbangan ini diterapkan pada proses jatuhan dengan tangkapan, bidang tumpu lawan diperkecil dengan menangkap kaki lawan.

2. Keseimbangan tergantung berat benda, artinya makin berat suatu benda maka akan semakin stabil atau susah dijatuhkan. Maka untuk melakukan proses jatuhan pesilat harus memiliki kekuatan otot tangan yang besar.


3. Stabilitas tergantung dari jarak titik berat benda terhadap bidang tumpu. Artinya semakin jauh semakin labil. Titik berat benda pada manusia adalah bagian pusar, dan titik tumpu adalah bagian kaki maka untuk memudahkan proses bantingan diharapkan tubuh lawan diangkat jauh dari lantai sebagai bidang tumpu.

4. Stabilitas terjamin atau mantap jika proyeksi titik berat badan jatuh pada tengah-tengan bidang tumpu. Maka dalam proses bantingan usahakan proyeksi titik berat badan lawan sejauh mungkin dengan titik bidang tumpu agar mudah dijatuhkan. Ini dapat dilakukan dengan cara menangkap kaki lawan kemudian menariknya menjauhi bidang tumpu.


Pasang.
Pasangan merupakan kuda-kuda yang dilakukan pesilat sebelum atau pada saat bersiap melakukan serangan atau bertahan. Pasang yang bagus adalah seperti pada prinsip biomekanik : Kalau hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil, jadi titik berat harus dipindahkan ke depan sehingga hampir dekat dengan titik tumpu. Dianggap bahwa dalam keadaan diam itu pada saat melakukan pukulan dan tendangan atau kemudian langsung menghindar ke posisi yang lain.
sikap atau posisi pasang untuk dapat bergerak dengan cepat ke suatu arah adalah sebagai berikut :
# Kedua kaki jaraknya selebar bahu.
# berdiri pada kedua tumit atau jinjit.
# badan pada pasisi labil.
# tangan rileks.


C. PENUTUP
Ilmu biomekanika sangat penting dalam setiap olahraga, tak terkecuali dalam olahraga pencak silat. Dapat disimpulkan beberapa manfaat mempelajari biomekanika olahraga secara umum, manfaat yang didapat dalam mempelajari Biomekanika Olahraga adalah untuk memperbaiki teknik dengan melakukan analisis yang dilakukan dan mencegah cidera olahraga. Jadi dua manfaat utama mempelajari biomekanika adalah memperbaiki penampilan dan mencegah cidera.
Selain itu ada beberapa manfaat lain selain dua manfaat utama yang disebutkan diatas, yaitu :
1. Membantu dalam proses mempelajari atau mengajarkan satu teknik tertentu.
2. Dapat menciptakan teknik baru dalam upaya memaksimalkan prestasi yang sudah didapat.
3. Memahami desain alat-alat atau perlengkapan olahraga yang dipakai dan disesuaikan dengan kebutuhan dari cabang olahraga yng dimaksud.
4. Dapat dipakai dalam pemanduan bakat untuk mencari bibit yang potensial untuk dikembangkan prestasinya secara optimal.
Dengan manfaat yang sudah disampaikan diatas, pencapaian prestasi yang optimal dapat diwujudkan, dengan menggabungkan dengan disiplin ilmu yang lainnya dalam cakupan ilmu olahraga. Biomekanika digunakan juga oleh berbagai disiplin ilmu yang berbeda termasuk ilmu faal, biologi, medicine, dan mekanika. Biomekanika yaitu termasuk dalam ilmu fisika atau ilmu alam, sedangkan bentuk-bentuk parameter yang diukur adalah : (1) Gaya (Force); (2) Jarak (Distance); (3) Kecepatan (Velocity). Analisis biomekanika dapat mengukur karakteristik dari suatu keterampilan atau merupakan dasar dari pelaksanaan suatu keterampilan.
Kegunaan Biomekanika bagi Pelatih :
1. Pengetahuan biomekanika membantu para pelatih dan guru penjas menganalisa suatu keterampilan.
2. Biomekanika membantu dalam menilai teknik-teknik baru dan latihan baru.
3. Biomekanika membantu memperkecil atau mencegah cidera yang diakibatkan oleh gerakan.
4. Biomekanika membantu menciptakan teknik-teknik baru dalam menampilan suatu keterampilan yang menghasilkan efektivitas yang lebih tinggi. 


D. DAFTAR PUSTAKA.
Agung Nugroho. (2004). Comparasi, Implementasi, Manajamen Pencak Silat. Yogyakarta: FIK UNY.
Amat Komari. (2000). Citius, Altius, Fortius. Hand Out Biomekanika Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
Awan Hariono. (2005). Pedoman Sistem Energi Dalam Pencak Silat Kategori Tanding. Majalah Ilmiah Olahraga. Volume 11. Yogyakarta : FIK UNY.
http://www.KONI.com/ Analisis Bio-mekanika Softball by jajat Darajat KN

Read more

LATIHAN BELA DIRI PRAKTIS

,


 
Latihan bela diri telah berubah sebagaimana kepopuleran bela diri dalam masyarakat.latihan bera diri masa kini lebih bersifat penggabungan - mengkombinasikan pengamatan, penilaian,komunikasi dan pertahanan fisik menjadi sebuah program yang menyeluruh.

  Latihan bela diri masa kini meliputi :
  1. Memperdalam pemahamanan tentang menjamurnya tindak kekerasan dilingkungan kalian.
  2. Belajar bagaimana cara mempertimbangkan risiko dan serangan dengan cepat dan realistik pada situasi yang berbeda-beda.
  3. Menguji tindakan dan kebiasaan kalian dalam menentukan bagaimana ( penyerang ) menyerang kalian.
  4. Lebih mengembangkan kemampuan lisan dan nonlisan untuk menghadapi situasi yang berbahaya.
  5. Belajar membalas serangan dengan taktik yang tepat, tetapi hanya boleh dipelajari setelah kalian menguasai semua teknik pencegahan dan penghindaran diri.( ferry-penjas )
Read more

PENCAK SILAT

,
 BELA DIRI
  Kamus Bahasa Inggris Webster mengidentifikasikan dalam batasan yang sangat luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang saya gunakan lebih sempit batasannya dan mendefinisikan bela diri sebagai suatu strategi yang digunakan untuk merespon serangan fisik.Bela diri,pilihan terakhir dalam Rangkaian Serangan Balas, adalah suatu Strategi yang digunakan dalam saat - saat terakhir.
Taktik bela diri digunakan ketika segala usaha untuk menghindar atau mencegah serangan fisik gagal dilakukan.( ferry-penjas )

 MENGAPA PENGETAHUAN TENTANG BELA DIRI PENTING ?
  Walaupun pilihan pertama kalian adalah untuk menghindari atau mencegah terjadinya serangan fisik kapanpun serangan itu terjadi,pilihan ini tidak selalu dapat dilakukan.pasti ada saat-saat dimana kalian tidak dapat menghindar secepat mungkin atau dimana usaha kalian untuk meredam emosi atau berbicara adalah sia -sia.ketika kalian berhadapan dengan penyerang yang mengancam, kalian perlu mengetahui bagaimana melindungi diri dengan cara yang paling cepat dan paling efektif yang mungkin dilakukan.( ferry-penjas )

BAGAIMANA SAYA MELINDUNGI DIRI DARI SERANGAN FISIK?
  Tindakan praktis yang umum dilakukan dalam melindungi diri dari serangan fisik adalah dengan melakukan sesuatu yang memungkinkan kalian untuk melepaskan diri dari sipenyerang dan mencari pertolongan.pertolongan pertahanan kalian akan lebih cepat, efektif, dan mempersingkat waktu daripada bila kalian  melawan atau berkelahi dengan si penyerang.Tindakan ini juga mencerminkan etika menghindari kejahatan, suatu komitmen untuk mengunakan teknik yang berpeluang kecil untuk mencederai deangan tujuan menyadarkan sipenyerang, sambil tetap melakukan sesuatu yang menjamin keselamatan kalian.
Beberapa orang menggangap etika menghindari kejahatan secara tidak adil mengikat para korban pada standar etika yang lebih tinggi daripada para penyerang dan bahwa para penyerang sudah sepatutnya menerima  balasnya.
Orang -orang ini juga seringkali beranggapan bahwa sudah sepantasnya sebagai hukuman sipenyerang dihujani pukulan hingga ia jera untuk memberinya pelajaran.walaupun demikian , pukulan tersebut juga dapat membangkitkan amarah penyerang kearah penganiayaan.( ferry-penjas )
Dari sudut pandang praktis, yang menyimpang dari ketentuan hukum,cara ini dapat dilakukan ketika terdesak.dan cara ini termasuk usaha kalian dalam merespon mana yang paling sedikit melukai lawan-untuk menetralisir serangan dan melarikan diri secepat mungkin.walaupun demikian, pertama-tama kalian harus memutuskan teknik yang perlu digunakan untuk menjerakan sipenyerang, merespon tanpa menimbulkan salah paham dan tanpa ragu-ragu.lindungi diri kalian deangan apapun yang dirasakan pantas dan perlu pada saat itu, dan lakukan dengan penuh keyakinan, semangat, dan kepastian untuk menghentkan serangan dari sipenyerang.(ferry-penjas )
Read more

Jumat, 01 April 2011

BADMINTON

,
Read more

HANDBALL

,
Read more

SOCCER

,
Read more

AKTIVITAS RITMIK

,
Read more

KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI

,
Read more

RENANG

,
Read more

ATLETIK

,
Read more

BOLA VOLLEY

,
Read more

BASKET BALL

,
Sikap dasar dalam permainan Bola Basket memastikan,kalian akan bisa bergerak dengan cepat kesegala arah.sikap tersebut adalah seperti dibawah ini :
  1. Kaki bahu -terbuka lebar.
  2. Letuk menekuk.
  3. Berat badan ditumpukan pada tumit kaki kalian.
  4. Pinggang sedikit dibengkokkan.
  5. Punggung lurus.
  6. Kepala tengadah.
Jika menguasai bola , pegang bola kedekat dada dibawah janggut kalian. Sikap ini disebut sebagai Triple - Threat, kalian seperti sedang menimbang - nimbang bola untuk menembak melempar , atau mengiringnya.

Kerja Kaki ( FOOT WORK )
Berhenti.
   Kalian bisa berlari mengelilingi lapangan , tetapi harap diingat bahwa kalian tidak boleh berlari saat memegang bola.Maksudnya adalah kalian harus belajar kemampuan basket khusus dalam hal untuk berhenti secara benar saat menerima sebuah lemparan ketika sedang bergerak , atau ketika mengangkat bola keatas pada saat akhir dari menggiring ( DRIBEL ).
Read more

Selasa, 01 Maret 2011

Kucing dalam Lingkaran ( Basket )

,
  1. Mengembangkan kecepatan gerak dengan melakukan permainan kucing dalam lingkaran,bergerak bebas menghindari kejaran kucing yang menghendaki bola. saling meng-oper dalam lingkaran.bergantian setiap kali kucing berhasil menangkap bola.
  2. Variasi dengan duduk, kucing tetap berdiri.
  3. Variasi dengan tidur telengkup, mengoper diatas kepala bebas berguling, kucing merangkak.
Read more

Jumat, 18 Februari 2011

Pendidikan Jasmani

,
Read more

PENDIDIKAN JASMANI

,

ANALISIS KURIKULUM SD DITINJAU DARI ASPEK GERAK DAN KARAKTERISTIK ANAK MENURUT KONSEP DAVID J. GALLAHOE

A. PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memiliki sasaran paedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.
Dalam rangka mendukung pendidikan nasional, sekolah dasar (SD) merupakan suatu jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya. Sehingga peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). Kedudukan SD dianggap sangat penting keberadaannya karena beberapa hal diantaranya adalah : (a). tanpa menyelesaikan pendidikan pada jenjang SD, secara formal seseorang tidak mungkin dapat mengikuti pendidikan di SMP; (b). melalui SD anak dibekali kemampuan dan keterampilan dasar agar mampu mengantisipasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk keterampilan olahraga, serta keterampilan hidup lainnya (life skill); (c). Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang membekali atau dasar-dasar dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.
Memperhatikan betapa penting dan peranannya yang demikian besar, maka pendidiakan dasar (SD) harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, baik secara social institusional maupun fungsional akademik.
Belajar gerak dan belajar melalui gerak pada anak dengan maksud agar memiliki keterampilan, aktivitas bermain yang merupakan bentuk alternatif utama sebagai pendekatan model pembelajarannya. Karena permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk mempelajari diri sendiri dan dunia sekitarnya. Maka dari itu, dalam pemberian materi ajar pendidikan jasmani di SD sebaiknya dikondisikan dalam bentuk permainan. Namun dari pengamatan dilapangan dan informasi dari para guru pendidikan jasmani di SD khususnya. Keterlaksanaan pola-pola permainan dalam penyampaian materi ajaran sewaktu kegiatan pembelajaran penjas berlangsung memiliki beberapa kendala. Kendala yang dianggap paling krusial dan mungkin bisa dikatakan klasik yakni perlengkapan pembelajaran dan kemampuan kreatifitas guru dalam menciptakan atau mengembangkan model-model pembelajaran, khususnya dalam bentuk aktivitas keterampilan permainan.
B. PEMBAHASAN
1. Kerangka Berpikir Model Pembelajaran Penjasor SD
Menurut Gallahue (1989) implikasi untuk program perkembangan gerak bagi anak – anak usia antara 6 - 10 tahun meliputi beberapa aktivitas, antara lain:  

(1). Aktivitas untuk memperhalus kemampuan gerak dasar dalam daerah lokomotor, manipulasi , dan kestabilan, (2). aktivitas gerak khusus, (3). aktivitas penemuan dan pengalaman dalam obyek lingkungan , (4). aktivitas penyesuaian diri dengan tempat bermain dan lingkungan, (5). aktivitas imajinasi dan meniru-niru, (6). aktivitas memanjat dan menggantung, (7). aktivitas dalam kelompok kecil, (8). aktivitas berirama untuk memperhalus koordinasi, dan (9). aktivitas macam-macam cabang olahraga atau keterampilan.
Terkait dengan program perkembangan gerak di atas, Sugiyanto dan Sudjarwo (1991) menambahkan bahwa gerak yang diperlukan oleh anak-anak berdasarkan pada sifat-sifat dari perkembangan geraknya meliputi : (1). aktivitas yang menggunakan keterampilan, seperti pengenalan keterampilan olahraga, bermain perlombaan, aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat-alat, berlatih dalam situasi drill, (2). aktivitas secara beregu atau berkelompok. Seperti aktivitas bermain secara berkelompok, menari berkelompok, (3). Aktivitas mencoba-coba.seperti aktivitas mengatasi masalah menurut cara dan kemampuan anak masing-masing, aktivitas gerak tari kreatif, aktivitas latihan gerak untuk pengembangan, dan (4). Aktivitas untuk meningkat kemampuan fisik dan keberanian .seperti permainan combatives, program latihan untuk perkembangan kemampuan fisik, dan latihan relaksasi.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan gerak siswa SD, menurut Wall dan Murray (1994) dapat dilakukan latihan melalui aktivitas : (1) menari (dance), (2) permainan (game), dan (3) senam (gymnastic). Kemudian Ateng (1992) menyatakan bahwa penyajian pembelajaran olahraga di SD sebaiknya dilaksanakan melalui bentuk permainan karena bermain merupakan dunianya anak-anak. Dimana menurut Monks dkk. (1989) menyatakan bahwa usia SD adalah usia masa kanak-kanak.
Dalam buku “Homo Ludens” yang ditulis oleh Huizinga (Soekidjo dan Sitoemorang, 1952) menyatakan bahwa permainan adalah perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas, tempat dan waktu yang telah ditentukan, diiringi oleh perasaan senang dan merentangkan kesadaran berbuat lain dari kehidupan yang biasanya. Kemudian Werner (1979) menyatakan bahwa aktivitas permainan adalah aktivitas kompetitif yang dilakukan secara individual atau kelompok dengan menerapkan aturan dan penilaian yang obyektif terhadap penampilan kemampuan keterampilan gerak yang memiliki strategi dengan maksud untuk mencapai kemenangan. Begitu juga yang dinyatakan oleh Saunders (1969) dan Stanley (1977) yang dikutip oleh Wall dan Murray (1994) bahwa permainan adalah aktivitas kompetitif secara individual atau kelompok dengan maksud untuk menang, dengan menggunakan strategi dan keterampilan untuk menjaga lawan secara individu atau kelompok dari kemenangan.
Permainan merupakan bagian dari bidang kajian pendidikan jasmani yang mempunyai banyak sekali kegiatannya. Karena permainan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang bersifat jasmani, koordinasi gerak, kejiwaan, dan sosial. Melalui permainan akan terkondisikan dan mempersiapkan anak untuk mampu melakukan aktivitas-aktivitas olahraga lainnya, seperti atletik, sepakbola, bola voli, bola basket, senam, dan berenang (Sutoto, Mukholid, dan Aminah, 1991). Menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia bermain sehingga penyajian dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah dalam bentuk permainan. Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk memperlajari diri sendiri dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual atau kelompok, aktif atau diam, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka hidup. Bahkan orang yang melarang anak bermain sebenarnya berbuat suatu kejahatan yang besar terhadap anak. Bermain dikalangan manusia, didalam kehidupan bermasyarakat merupakan latihan untuk dapat hidup sebagai manusia. Makin banyak kesempatan bermain, makin sempurnalah penyesuaian anak terhadap kebutuhan hidup dalam masyarakatnya dikemudian kelak (Soekidjo dan Sitoemorang, 1952).
Menurut Soekidjo dan Sitoemorang (1952) pertanyaan yang hakiki yang perlu kita renungkan, sehingga menjadi bahan kajian dalam pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani di SD yaitu “mengapa anak-anak suka bermain ?” Anak suka bermain (1) karena melihat contoh yang melakukan permainan sehingga timbul hasrat untuk melakukannya, (2) karena melihat bentuk-bentuk permainannya dirasakan sesuai dengan karakteristik jiwa dan badannya sendiri, (3) karena tertarik oleh teknik-teknik yang ditampilkan dalam permainan itu atau cara bermain seorang pemain, (4) atau karena tertarik oleh suasana persaudaraan, kegembiraan, keperwiraan, kegagahan yang nampak pada suatu permainan yang baik. Disamping sebab-sebab tersebut, ada pula sebab lainnya yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran antara lain : (1) ingin bergaul dengan orang lain, (2) ingin tahu akan kemampuan berprestasi dari dirinya dibandingkan dengan prestasi orang lain atau dengan prestasi dirnya di masa yang lalu, (3) ingin mengalami suatu kejadian yang tidak sungguh-sungguh yaitu dalam permainan fantasi dan permainan meniru, (4) ingin mengadu keterampilannya, keberaniannya, dan untung nasibnya dengan orang lain.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah Dasar harus dikemas secara lengkap dengan memperhatikan aspek gerak melalui permainan, karena dunia anak adalah dunia bermain. Guru harus mampu mendesain model pembelajaran penjasor SD dari sisi karakter anak, karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta keterampilan anak, maka ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan anak-anak.

2. Asas Pengembangan Pendidikan Jasmani dilihat dari Karakteristik Anak
Pendidikan jasmani di Sekolah Dasar mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait langsung dengan karakteristik anak-anak dari berbagai usia. Dilihat dari tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar, sedikitnya terlibat 3 tahapan, yaitu:
a. tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal (antara usisa 5 – 7 tahun)
b. tahapan masa kanak-kanak akhir (middle childhood), dan
c. tahapan awal dari pra-adolesen ( yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata-rata usia 10 tahun)
Demikian juga dalam perkembangan motorik dan keterampilan. Anak-anak usia SD mengalami masa-masa perkembangan motorik dan keterampilan yang berbeda-beda. Pada usia-usia 5 – 8 tahun, anak mulai berurusan dengan kemampuan pengelolaan tubuhnya dan keterampilan dasar seperti keterampilan berpindah tempat (locomotor), gerak statis di tempat (non-locomotor) dan gerak memakai anggota badan (manipulative).
Pada usia di atasnya, anak-anak mulai matang menguasai keterampilan khusus, dari mulai keterampilan manipulatif lanjutan, hingga kegiatan-kegiatan berirama dan permainan, senam, kegiatan di air, dan kegiatan untuk pembinaan kebugaran jasmani. Dalam beberapa cabang olahraga, pentahapan pencapaian keterampilan tingkat tinggi pun sudah dapat mulai dilaksanakan di kelas-kelas akhir SD, misalnya senam, loncat indah, dan renang.
Karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik dan keterampilan anak, ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan anak-anak. Hal ini tidak bisa dibuat begitu saja, sebab perlu diolah sebaik-baiknya dengan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut meliputi (1) dasar-dasar pengembangan program, (2) pola pertumbuhan dan perkembangan anak, (3) dorongan dasar anak-anak, dan (4) karakteristik serta minat anak.

3. Dasar-Dasar Pengembangan Program
Ada beberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pengembangan program pendidikan jasmani, yaitu:
1. Kurikulum Pendidikan Jasmani haruslah berorientasi kepada anak dan tingkat perkembangannya. Pemilihan kegiatan dalam penjas harus di dasarkan pada tuntutan dan karakteristik anak dan dilengkapi dengan pertimbangan tentang tingkat-tingkat perkembangan mereka. Anaklah yang menjadi pusat kurikulum, dan karenanya pengalaman-pengalaman yang dipilihkan juga harus sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Setiap anak berbeda-beda dalam hal kebutuhan dan kemampuan belajarnya. Setiap anak mempunyai hak untuk mencapai potensinya masing-masing sehingga kurikulum harus memberikan kesempatan agar anak memperoleh pengalaman semacam itu. Anak-anak harus berkembang dalam kecepatan yang sesuai dengan iramanya, dan kurikulum harus mampu meningkatkan perkembangan mereka. Perbedaan-perbedaan individual harus menjadi pedoman dalam menerapkan kurikulum, sehingga tujuan, kegiatan, dan pengalaman belajar lebih memenuhi kebutuhan individual daripada kebutuhan pokok.
3. Anak harus dilihat sebagai manusia yang utuh. Kurikulum hendaknya bertanggung jawab dalam mengembangkan aspek-aspek yang lengkap dari anak-anak, bukan saja keterampilan fisik dan kebugaran jasmani, tetapi mencakup keterampilan kognitif dan keterampilan sosial. Dalam wilayah kognitif misalnya, pembelajaran yang terpadu harus sejalan dengan perkembangan dari kebugaran fisik dan keterampilan. Demikian juga dalam wilayah afektif, pencapaian keberhasilan yang bersifat fisik memainkan peran yang amat penting dalam mengembangkan konsep diri yang positif. Anak-anak yang mencapai efisiensi gerak dan berhasil dalam keterampilannya, akan lebih mudah menyesuaikan dirinya dalam kehidupan sekolahnya daripada yang kurang mampu secara gerak.
4. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan anak harus diajarkan melalui pendidikan jasmani. Kegiatan pelajaran harus dilaksanakan dalam sifat yang meyakinkan bahwa tujuan-tujuan dari pendidikan jasmani dapat dicapai. Nilai-nilai yang dikandung dalam pendidikan jasmani tidak dicapai secara otomatis atau kebetulan saja. Sifat-sifat seperti kejujuran, fair-play, disiplin diri, dan kerjasama kelompok bukanlah hasil ikutan dari kegiatan fisik. Pendidikan jasmani harus menjadi suatu program pengajaran utama, yang memanfaatkan strategi mrngajar yang bernuansa pendidikan.
5. Gerakan merupakan dasar bagi pendidikan jasmani. Mutu program penjas dapat dinilai berdasarkan mutu pengalaman gerakan yang dialami oleh anak-anak. Pendidikan jasmani memang terdiri atas kegiatan fisik yang harus dilakukan secara aktif. Anak-anak tidak akan dapat mengambil manfaat hanya dari berbaris, menunggu datangnya alat-alat atau mendengarkan penjelasan guru yang panjang. Pendidikan jasmani harus menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak untuk menimba pengalaman gerak.
6. Pembelajaran bukan merupakan kepentingan sesaat, tapi harus memberikan keterampilan yang berguna untuk seumur hidup. Dalam masyarakat modern dewasa ini, pemeliharaan kebugaran jasmani dan kesehatan dipandang sebagai kebutuhan utama. Dengan demikian pendidikan jasmani harus memberikan program yang cukup dinamis agar mampu mengembangkan kebugaran jasmani peserta didik. Kebugaran merupakan dasar untuk pencapaian keterampilan gerak. Pelaksanaannya harus berdasarkan kemampuan anak dan beban latihannya disesuaikan dengan kesangupan setiap siswa.
Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Olahraga SD
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Muatan wajib kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal.
Keterangan :
*) Diajarkan sebagai kegiatan pilihan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah
**) Materi pilihan, disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang tersedia
***) Diajarkan sebagai kegiatan yang dapat dilakukan dalam semester 1 dan atau semester 2

Karakteristik Masa Anak-anak usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak

A). Karakteristik Perkembangan Fisik dan Gerak

1. Anak laki;laki dan perempuan memiliki tinggi badan dari sekitar 44 sampai 60 inci (111,8-152,4 cm) dan memiliki berat badan 44 sampai 90 pounds (20.0-40.8 kg)
2. Pertumbuhan melambat, terutama dari usia 8 hingga terakhir dari periode ini. Ada saat pertumubuhan melambat tetapi masih ada kenaikan-kenaikan, tidak seperti keuntungan kecepatan penambahan tinggi dan berat selama masa pra-sekolah.
3. Tubuh mulai bertambah tinggi, dalam satu tahun tingginya bertambah dari 2 sampai 3 inci (5.1-7.6 cm) dan dalam satu tahun berat badan bertambah dari 3 sampai 6 pounds (1.4-2.7 kg).
4. Cephalocaudal (dari kepala ke kaki) dan proximodistal (pusat ke batas luar) prinsip-prinsip dari perkembangan di mana pada kenyataannya otot-otot yang besar dari tubuh itu lebih cepat perkembangannya dibanding otot-otot yang kecil.
5. Anak perempuan secara umum sekitar satu tahun di depan anak laki-laki di dalam perkembangan fisiologis, dan membedakan minat mulai muncul pada akhir periode ini.
6. Pilihan tangan adalah sekitar 85 persen lebih menyukai tangan kanan dengan dibentuk kuat dan sekitar 15 persen yang lebih menyukai tangan kiri
7. Waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan.
8. Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar.
9. Mekanisme-mekanisme perceptual visual secara penuh dibentuk/mapan pada akhir periode ini.
10. Anak-anak memiliki penglihatan jauh selama periode ini dan secara umum tidak siap bagi periode untuk pekerjaan yang dekat .
11. Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini.
12. Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi modal untuk dikembangkan.
13. Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti memvoly atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan.
14. Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis.

B). Karakteristik-Karakteristik Perkembangan ditinjau dari Ranah Kognitif
1. Tahap perhatian adalah secara umum masih singkat pada awal periode ini, tetapi secara berangsur-angsur akan meluas. Bagaimanapun juga, anak laki-laki dan perempuan dari usia ini akan sering kali memanfaatkan jam untuk aktivitas yang menjadi minat besar mereka.
2. Mereka bersiap-siap untuk belajar dan untuk menyenangkan orang dewasa (orang di sekitarnya), tetapi mereka masih membutuhkan bantuan dan bimbingan di dalam membuat keputusan-keputusan.
3. Anak-anak mempunyai imajinasi yang baik dan penampilan kreatif yang sangat baik; bagaimanapun rasa malu kelihatan untuk menjadi suatu akhir dari periode ini.
4. Mereka sering tertarik akan televisi, komputer-komputer, game-game video, dan membaca.
5. Mereka tidak mampu berpikir abstrak dan sukses terbaik dengan contoh-contoh nyata dan situasi-situasi selama permulaan dari periode ini. Lebih banyak kemampuan-kemampuan teori abstrak bersifat jelas pada akhir periode ini.
6. Anak-anak dengan beralasan curiga dan ingin mengetahui "mengapa."

C). Karakteristik Perkembangan ditinjau dari Ranah Afektif .
1. Minat dari anak laki-laki dan anak perempuan bersifat sebangun pada awal periode ini tetapi segera mulai untuk berbeda/ menyimpang.
2. Anak adalah berpusat pada diri sendiri dan bermain dengan kurang baik di dalam kelompok-kelompok yang besar untuk periode waktu yang lama selama tahun yang utama, situasi-situasi kelompok kecil dengan ditangani dengan baik.
3. Anak sering agresif, membual, kritis, reaksi yang berlebih, dan menerima kekalahan dan memenangkan dengan kurang baik.
4. Ada satu tidak konsisten tingkat kedewasaan; anak itu sering lebih sedikit bersikap dewasa di rumah dibanding di sekolah.
5. Anak mau mendengarkan yang berwibawa, "adil" hukuman, disiplin, dan penguatan.
6. Anak-anak bersifat ingin/gembira dan senang bertualang untuk dilibatkan dengan seorang teman atau kelompok para teman di dalam "berbahaya" atau "rahasia" aktivitas.
7. Konsep diri anak itu menjadi dengan kuat dibentuk/mapan.

D). Pelaksanaan untuk Program Perkembangan Gerak
1. Harus ada peluang untuk anak-anak untuk menyuling kemampuan-kemampuan gerakan pokok di dalam bidang-bidang lokomotor, manipulasi, dan stabilitas sampai batas di mana mereka cairan dan efisien.
2. Bantuan kebutuhan anak-anak di dalam membuat transisi dari tahap gerakan pokok sampai tahap gerakan yang khusus.
3. Penerimaan dan pernyataan mengatakan kepada anak-anak bahwa mereka mempunyai kelompok dan mengamankan tempat-tempat di dalam sekolah mereka dan rumah mereka.
4. Peluang besar untuk dorongan dan penguatan positif dari orang dewasa adalah perlu mempromosikan pengembangan yang dilanjutkan dari konsep diri yang positif.
5. Peluang dan dorongan untuk menjelajah dan eksperimen melalui gerakan dengan tubuh dan obyek mereka di dalam lingkungan meningkatkan efisiensi gerak perceptual.
6. Harus ada praktek agar merasakan di mana ada tanggung jawab lebih besar semakin diperkenalkan dengan mempromosikan kepercayaan pada diri sendiri.
7. Anak-anak belajar untuk melakukan penyesuaian kepada cara yang lebih berat pada tempat bermain dan lingkungan tanpa menjadi kondisi yang kasar atau diri mereka kasar.
8. Peluang untuk pengenalan berangsur-angsur untuk menggolongkan dan aktivitas regu harus disediakan di waktu wajar.
9. Aktivitas Imajiner dan meniru-niru bisa secara efektif disatukan ke dalam program selama tahun pokok karena imajinasi-imajinasi anak-anak itu masih bersemangat
10. Aktivitas yang dilakukan pada tingkat ini dengan melibatkan pemakaian musik dan irama bersifat menyenangkan dan bersifat berharga di dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan gerak pokok, kreativitas, dan suatu pemahaman dasar komponen-komponen dari musik dan irama.
11. Anak-anak pada tingkatan ini belajar terbaik melalui keikutsertaan yang aktif. Pengintegrasian konsep-konsep akademis dengan aktivitas gerakan menyediakan satu jalan lebar yang efektif untuk menguatkan ketrampilan-ketrampilan pemikiran kritis.
12. Aktivitas yang melibatkan memanjat dan menggantung adalah berpengaruh baik bagi perkembangkan batang tubuh bagian atas dan harus tercakup di program.
13. Diskusikan situasi dalam permainan termasuk peraturan permainan seperti itu seperti mengambil giliran, perlakuan wajar, tidak menipu, dan nilai-nilai yang umum lainnya sebagai alat penetapan suatu pengertian yang lebih lengkap dari yang benar atau salah.
14. Mulai untuk menekankan ketelitian, wujud, dan ketrampilan di dalam kinerja dari ketrampilan-ketrampilan gerakan.
15. Beri dorongan kepada anak-anak untuk berpikir sebelum mereka bertindak dalam satu aktivitas. Membantu mereka mengenali alat yang berpotensi bahaya sebagai alat mengurangi perilaku mereka yang sering kali sembrono.
16. Mendorong ke aktivitas kelompok kecil yang diikuti oleh aktivitas kelompok yang lebih besar dan pengalaman olahraga beregu.
17. Penampilan adalah penting. Aktivitas perlu untuk menekan kelurusan tubuh yang tepat.
18. Penggunaan dari aktivitas yang berirama untuk menyaring koordinasi yang diinginkan.
19. Keterampilan-keterampilan gerakan khusus dikembangkan dan dipilih pada akhir periode ini. Pentingnya waktu luang untuk praktek, dorongan, dan instruksi selektif.
20. Keikutsertaan yang muda di dalam aktivitas olahraga yang bersifat untuk perkembangan yang sesuai dan menghubungkan kebutuhan dan minat dari anak-anak harus diberikan dorongan.

C. KESIMPULAN
Pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah Dasar harus dikemas secara lengkap dengan memperhatikan aspek gerak melalui permainan, karena dunia anak adalah dunia bermain. Guru harus mampu mendesain model pembelajaran penjasor SD dari sisi karakter anak, karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta keterampilan anak, maka ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan anak-anak.
Karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik dan keterampilan anak, maka ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan anak-anak. Hal ini tidak bisa dibuat begitu saja, sebab perlu diolah sebaik-baiknya dengan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut meliputi (1) dasar-dasar pengembangan program, (2) pola pertumbuhan dan perkembangan anak, (3) dorongan dasar anak-anak, dan (4) karakteristik serta minat anak.
Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi yang termuat dalam Kurikulum SD sudah cukup relefan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta karakteristik anak, namun implementasinya dilapangan masih terdapat kekurangan. Guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya sering mengabaikan proses modifikasi model pembelajaran yang sesuai dengan aspek-aspek kebutuhan anak.
D. KEPUSTAKAAN

Darmawan Pura, dan dkk, Peneliti Bidang Pengembangan Kesegaran Jasmani dan Pendidikan Jasmani 2007

David. L. Gallahue., John C. Ozmun (1998). Understanding Motor Development (Infant, Children, Adolecents, Aduls).

Depdiknas, Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, 2001.

Harsuki H. Dan Elias Soewatini. Perkembangan Olaharaga Terkini, Kajian Para Pakar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Mahendra Agus, Falsafah Pendidikan Jasmani, CopyRight @Direktorat PLB 2004 Versi @ 2006.


Read more
 

physical education ES Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger